🌧️ Puisi Terakhir Ws Rendra Hidup Itu Seperti Uap

Dia sangat berbakti kepada suami dengan tulus. Perilaku kesetiaan semacam itu bukanlah lambang perbudadakan wanita oleh kaum lelaki, Tapi merupakan cermin bagi citra ketulusan dan pengorbanan kaum wanita yang harus dihargai dengan prilaku yang sama." tak hanya itu, saat itu masih ada benda kipas dan kain kecil. Hidupitu seperti UAP air, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji MILIKKU, aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Puisi terakhir WS Rendra dibuat sesaat sebelum beliau wafat ===== Sy Share puisi ini karena ini sangat bagus untuk pembelajaran kehidupan saya secara pribadi dan saatbrowsing tentang puisi terakhir rendra banyak versi ternyata, Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang me: muji *MILIKKU*, si burung merak WS Rendra, menurut ini ditulis tangan olehnya saat di RS Mitra Keluarga Depok 31 Juli 2009. - yang menurut sumber dari bengkel Teater WSRENDRA. KELAHIRAN SURAKARTA 1935 MENINGGAL DI DEPOK. 2009 * Puisi terakhir WS Rendra di buat sesaat sebelum dia wafat)* Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji MILIKKU, aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah titipan-NYA, Puisiterakhir WS Rendra fatchur October 14, 2016 0 66 1 minute read (beliau buat sesaat sebelum beliau wafat) Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji *MILIKKU*, aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah titipan-NYA, WS Rendra* — kelahiran Surakarta 1935, Meninggal di Depok 2009- Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap..!!!!! Ketika Orang memuji *MILIKKU*,aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja. Puisi Terakhir WS Rendra - Konvergensi Majalah temposiana.com. prnewswire; MEDIA TERKEMUKA. IHSG Anjlok 0,78 Persen Puisi terakhir WS Rendra**(beliau buat sesaat sebelum beliau wafat)* PUISI ini pnjng, tp sy senang bc berulng x, Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji *MILIKKU*, aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Puisi terakhir WS Rendra**beliau buat sesaat sebelum beliau wafat*. 31 Juli 2009, Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji *MILIKKU*, aku be Puisiterakhir WS Rendradi buat sesaat sebelum dia wafat, sangat luar biasa kata-katanya. Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!Ketika Orang memuji MILIKKU,aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja. Bahwa mobilku adalah titipan- NYA,Bahwa rumahku adalah titipan- NYA,Bahwa hartaku adalah titipan- NYA,Bahwa putra WSRENDRA.* *KELAHIRAN SURAKARTA 1935* *MENINGGAL DI DEPOK. 2009* (Puisi terakhir WS Rendra di buat sesaat sebelum beliau wafat) Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap..!!!!! Ketika Orang memuji *MILIKKU*, aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah titipan-NYA, WS RENDRA* Kelahiran SURAKARTA 1935. Mennggal di DEPOK. 2009 . Puisi terakhir WS Rendra . di buat sesaat sebelum dia wafat. Hidup itu seperti *UAP*, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji *MILIKKU*, aku berkata bahwa ini *HANYA TITIPAN* saja. Puisiterakhir WS Rendra di buat sesaat sebelum dia wafat. (SUMBER : DARI GRUP WA) Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji MILIKKU, aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah titipan-NYA, 3LVDTcQ. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Puisi TerakhirTak ada maksud untuk berpisahTak ada maksud untuk menghilangTak ada maksud untuk meninggalkan yang tercintaSemua hanyalah sekedar ucapanKata-kata ku rangkai menjadi baitBait-bait ke jahit menjadi syairMerupakan kegelisahan yang ada di hatiDan hanyalah sekedar ungkapan yang tak sampai Diri bukanlah seorang pujanggaYang ingin seperti Arya DwipanggaMerangkai bait syair untuk para tercintaSekedar melampiaskan hasrat dan kuasa Diri hanyalah sekedar seorang manusia biasaTerkekang oleh kondisi dan keadaan yang adaKarena diri merasa berbedaTerbiasa hidup dengan prinsip kehidupanPuisi terakhir bukanlah ucapanAgar diri dikenang oleh para yang tercintaNamun diri berusaha untuk diamKarena tak terbiasa mengumbar ucapanPuisi terakhir bukanlah salam perpisahanAgar diri mendapatkan kesan dan pesanNamun diri hanya menyampaikanJawaban atas semangat yang mendalam yang ku punyaBukan cacian yang ku harapkanBukan pujian yang ku nantikanBukan tangisan yang ku inginkanHanya pengertian dan pemahaman tentang kondisi dan keadaan Kesadaran diri telah membawaPemahaman akan keadaanBahwa diam adalah hal yang tepatAgar diri dapat menikmati yang adaMagelang, 13/12/2021Salam, KAS Lihat Puisi Selengkapnya WS RENDRA. KELAHIRAN SURAKARTA 1935 MENINGGAL DI DEPOK 2009 * Puisi terakhir WS Rendra di buat sesaat sebelum dia wafat* Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! Ketika Orang memuji MILIKKU, aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja. Bahwa mobilku adalah titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah titipan-NYA, Bahwa hartaku adalah titipan-NYA, Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ... Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya, MENGAPA DIA menitipkannya kepadaku? UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku. Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA? Malahan ketika diminta kembali, kusebut itu MUSIBAH, kusebut itu UJIAN, kusebut itu PETAKA, kusebut itu apa saja ... Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA.... Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan KEBUTUHAN DUNIAWI, Aku ingin lebih banyak HARTA, Aku ingin lebih banyak MOBIL, Aku ingin lebih banyak RUMAH, Aku ingin lebih banyak POPULARITAS, Dan kutolak SAKIT, Kutolak KEMISKINAN, Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku. Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA, harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku. Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku, Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ... Betapa curangnya aku, Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagang ku dan bukan sebagai Kekasih! Kuminta DIA membalas perlakuan baikku dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ... Padahal setiap hari kuucapkan, *_Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan dan menjadi bijaksana, mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ... Sebab aku yakin.... ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku ... KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK bagiku .. Ketika aku ingin hidup KAYA, aku lupa, bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN. Ketika aku berat utk MEMBERI, aku lupa, bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN. Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, ....aku lupa, bahwa dalam KELEMAHAN, Tuhan memberikan aku KEKUATAN. Ketika aku takut Rugi, Aku lupa, bahwa HIDUPKU adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, kerana AnugerahNYA. Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepada NYA Bukan karena hari ini INDAH kita BAHAGIA. Tetapi karena kita BAHAGIA, maka hari ini menjadi INDAH. Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS. Tetapi karena kita optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa. Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA. Tetapi karena kita YAKIN BISA.! semuanya menjadi MUDAH. Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM. Tetapi karena kita TERSENYUM, maka semua menjadi BAIK, Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT. Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar, cukuplah menjadi JALAN SETAPAK yang dapat dilalui orang, Bila kita tidak dapat menjadi matahari, cukuplah menjadi LENTERA yang dapat menerangi sekitar kita, Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang, maka BERDOALAH untuk kebaikan. Dikutip dari Muslim Djamil Penulis - Jika artikel ini bermanfaat, silahkan share. Lets change the world together saudaraku !... 0% found this document useful 0 votes837 views2 pagesDescriptionPuisi terakhir WS Rendra sebelum meninggalCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes837 views2 pagesPuisi Terakhir WS RendraJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

puisi terakhir ws rendra hidup itu seperti uap